Bersama Kemenko Bidang Perekonomian, Cocoa Sustainability Partnership Mengunjungi Pabrik PT. Pupuk Kaltim di Bontang

Bersama Kemenko Bidang Perekonomian, Cocoa Sustainability Partnership Mengunjungi Pabrik PT. Pupuk Kaltim di Bontang

Bontang, 24 Januari 2020—Sebagai bagian upaya peningkatan produktivitas kakao di Indonesia, semenjak 2017 Cocoa Sustainability Partnership telah berupaya mengembangkan sebuah formula khusus yang dijadikan sebagai rekomendasi pembuatan pupuk khusus kakao. Dan kemudian di awal tahun 2020, pemerintah nasional melalui Kementerian Pertanian Republik Indonesia memasukkan anggaran pupuk subsidi untuk penyaluran pupuk NPK formula khusus untuk kakao di beberapa kabupaten di Sulawesi sebagai wilayah percontohan penerapan dan distribusi pupuk khusus kakao tersebut.

Dalam kesempatan kunjungan ke pabrik PT. Pupuk Kalimantan Timur di Bontang, Kalimantan Timur, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia beserta Cocoa Sustainability Partnership diterima langsung oleh pihak perusahaan pupuk nasional ini. Dalam sambutannya, Direktur Produksi Pupuk Kaltim, Bagya Sugihartana, mengatakan melalui Program Nasional Pupuk NPK Formula Khusus Kakao, Pupuk Kaltim diharap menjadi pelopor pertanian presisi untuk peningkatan produktivitas kakao tanah air. Terlebih perusahaan turut menjalin kemitraan strategis dengan pemerintah dan pihak swasta, serta memiliki ikatan emosional kuat untuk maju bersama petani yang difokuskan pada komoditas unggulan nasional berorientasi ekspor, sesuai RPJMN 2020 - 2024 dan Master Plan Kementerian BUMN.


Melalui pembelajaran ini, perusahaan telah menyusun riset bersama anggota-anggota Cocoa Sustainability Partnership untuk pupuk NPK Formula Khusus pada komoditas kakao. Dan pemerintah nasional pun menyambut baik inisiatif tersebut,” kata Bagya.

Di lain pihak, Direktur Eksekutif CSP, Wahyu Wibowo, menyebut gagasan Pupuk Kaltim melalui NPK 14-12-16-4 merupakan langkah aktif anak usaha BUMN tersebut dalam mendukung pengembangan komoditas kakao Indonesia. Hal ini sejalan dengan Peta Jalan CSP 2020, dengan target 200 juta tanaman kakao menggunakan pupuk khusus di tahun 2030. Dan pelaksanaan program tersebut, CSP dan anggotanya telah melakukan serangkaian kajian dan uji coba sehingga rekomendasi pupuk pengganti nutrisi tanah untuk tanaman kakao bisa diciptakan dengan kandungan nutrisi dalam rasio yang tepat.

Pupuk formula khusus untuk tanaman kakao adalah hasil dari langkah panjang sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas kakao nasional. Dan ini juga adalah kabar baik dari sektor perkebunan Indonesia, bahwa pemerintah nasional telah menganggarkan alokasi pupuk bersubsidi untuk Pupuk NPK Formula Khusus untuk tanaman kakao,” ujar Wahyu Wibowo. Ditambahkan juga bahwa untuk alokasi anggaran subsidi pupuk ini, telah dipilih enam kabupaten di Sulawesi sebagai wilayah percontohan penerapan dan penyaluran pupuk khusus kakao bersubsidi dalam tahun anggaran 2020. Dan diharapkan akan diimplementasikan secara meluas di tahun anggaran berikutnya.



Upaya bersama ini disambut positif oleh Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI, khususnya dalam penyediaan alokasi anggaran pupuk subsidi. Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Pertanian, Musdalifah Machmud, mengatakan bahwa komoditas kakao menjadi keunggulan komparatif bagi Indonesia, khususnya menaikkan daya tawar dalam menghadapi tekanan Internasional. Hal ini melihat ketergantungan dunia internasional terhadap komoditas pertanian dalam negeri, sehingga diyakini akan memberikan manfaat besar bagi petani.

Bahkan untuk mendukung swasembada kakao nasional, Kementerian Pertanian (Kementan) menerbitkan Peraturan Menteri Nomor 1 Tahun 2020, tentang Alokasi dan Harga Eceran Tertinggi (HET) Pupuk Bersubsidi. Dari aturan tersebut, alokasi NPK Formula Khusus Kakao untuk Provinsi Sulawesi Tengah dan Sulawesi Selatan mencapai 17.000 ton dan petani yang telah terdaftar e-RDKK berhak mendapatkan pupuk bersubsidi senilai Rp. 3.000,- per kilogram melalui pengecer resmi pada level kecamatan atau desa. “Kemenko Ekonomi dan Kementan sangat mendukung terwujudnya swasembada kakao nasional. Ini bisa tercapai melalui program NPK formula khusus kakao,” kata Musdhalifah Machmud.

Lebih lanjut, produksi kakao Indonesia kata Musdalifah, berkontribusi penting terhadap pertumbuhan PDB Nasional serta pembukaan lapangan kerja di sektor pertanian dan termasuk komoditas prioritas RPJMN 2020 – 2024 terkait peningkatan produktivitas dan keberlanjutan sumber daya pertanian presisi. “Melalui pemanfaatan teknologi pertanian presisi, formula NPK sudah seharusnya spesifik pada lahan dan komoditas. Makanya program pupuk ini menjadi prioritas nasional dan sangat relevan untuk penguatan ekonomi Indonesia,” ujar Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Pertanian, Kementeriaan Koordinator Bidang Perekonomian.



Dalam rangkaian kunjungan ke pabrik ini, pihak Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Cocoa Sustainability Partnership, dan PT. Pupuk Kalimantan Timur menanda tangani secara simbolis karung pupuk NPK formula khusus bersubdisi yang akan disalurkan ke petani. Untuk uji coba penerapan dan distribusi, telah ditentukan enam kabupaten di Sulawesi sebagai wilayah percontohan. Masing-masing kabupaten tersebut adalah Kabupaten Luwu, Kabupaten Luwu Timur, Kabupaten Luwu Utara, dan Kabupaten Pinrang di Provinsi Sulawesi Selatan. Sedangkan untuk wilayah Provinsi Sulawesi Tengah, telah dipilih Kabupaten Poso dan Kabupaten Parigi Moutong untuk penerapan di tahun anggaran 2020. (CSP/AH)

LAPORAN MENJADI ANGGOTA