Pupuk NPK Formula Khusus Bersubsidi untuk Tamanan Kakao akan Didistribusikan Tahun ini

Pupuk NPK Formula Khusus Bersubsidi untuk Tamanan Kakao akan Didistribusikan Tahun ini

Jakarta, 27 November  2019—Keberhasilan Cocoa Sustainability Partnership dalam upaya pengadaan alokasi pupuk bersubsidi untuk pupuk NPK formula khusus kakao tersebut tentu saja tidak bisa dipisahkan dari dukungan dan kolaborasi anggotanya di seluruh wilayah Indonesia. Dukungan operasional dari Rainforest Alliance, Yayasan Inisiatif Dagang Hijau, dan Rikolto Indonesia memampukan keberhasilan pelaksanaan inisiatif tersebut. Tidak hanya dalam bentuk dukungan operasional, anggota-anggota CSP juga mengalokasikan sumber dayanya masing-masing sehingga kolaborasi yang solid bisa dibangun dalam proses penyusunan e-RDKK di tingkat kelompok tani di wilayah perdesaan. Ini juga memberikan bukti bahwa anggota-anggota CSP di tingkat penerapan juga membangun koordinasi dengan pemerintah daerah masing-masing dalam mengupayakan peningkatan produksi kakao nasional untuk tahun-tahun mendatang.

Senada dengan Program Gerakan Tiga Kali Lipat Ekspor yang dicanangkan Kementerian Pertanian Republik Indonesia, CSP juga mengupayakan penyelarasan program dan inisiatif pengembangan sektor kakao berkelanjutan di Indonesia untuk menunjang program pemerintah tersebut. Di November 2019 silam, bersama beberapa perwakilan anggotanya, kemitraan kakao berkelanjutan di Indonesia ini menghadiri undangan Menteri Pertanian Republik Indonesia untuk memaparkan kondisi dan prospek pengembangan dan peningkatan produktivitas kakao nasional di masa mendatang. Dari hasil diskusi terbatas, disepakati bahwa ada tiga pilar utama yang harus dibangun bersama untuk mencapai tujuan besar tersebut. Pertama adalah pembangunan logistik benih bersertifikat di wilayah-wilayah pengembangan sektor kakao untuk memenuhi ketersediaan akses pekebun terhadap sumber benih dan bahan tanam kakao yang berkualitas. Upaya ini juga menjadi pelajaran penting bagi anggota-anggota CSP selama ini bahwa mendekatkan kebun sumber benih dan bahan tanam kakao yang berkualitas menjadi sangat vital dalam peningkatan produktivitas kakao di Indonesia.

Hal kedua adalah dengan penyediaan pupuk NPK formula khusus yang dialokasikan untuk tanaman kakao, mengingat selama ini bahwa para pekebun kakao rakyat hanya mampu mengakses pupuk dengan pola penerapan yang terbatas, dan pupuk khusus untuk kakao masih sangat terbatas dan tidak terjangkau di lapangan. Dan terakhir adalah dukungan pembiayaan bagi para pekebun kakao rakyat dalam bentuk Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk pertanian dan perkebunan.

Ketiga pilar tersebut tentu saja akan didukung dengan proses pendampingan berkelanjutan di lapangan. Mengingat bahwa para pekebun kakao rakyat di wilayah-wilayah pengembangan kakao berkelanjutan di Indonesia harus tetap didampingi untuk menjamin bahwa upaya mereka dalam peningkatan produktivitas kakao secara nasional bisa diwujudkan. Dan dalam upaya tersebut, Cocoa Sustainability Partnership bersama Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian, Kementerian Pertanian Republik Indonesia telah mengeluarkan sebuah cetak biru Kurikulum Nasional dan Modul Pelatihan Budi Daya Berkelanjutan dan Pasca Panen Kakao. Dokumen nasional tersebut adalah acuan utama dalam upaya pendampingan dan pelatihan bagi pekebun kakao rakyat.

Beberapa keberhasilan Cocoa Sustainability Partnership dan anggotanya dalam peningkatan produktivitas kakao ini tentu saja masih membutuhkan dukungan dari berbagai pihak. Koordinasi dan dukungan penuh untuk penerapan di tahun 2020 ini adalah upaya bersama untuk meningkatkan kesejahteraan pekebun kakao rakyat di Indonesia. Kemitraan nasional ini akan tetap membangun kolaborasi dengan para pemangku kepentingan untuk memastikan bahwa kebijakan pemerintah dan sektor swasta akan mampu menjangkau semua sentra pengembangan kakao berkelanjutan di seluruh Indonesia. Dan kabar baik di awal tahun ini akan menjadi semangat penggerak yang positif untuk pengembangan dan penjangkauan yang lebih luas di tahun-tahun berikutnya.

Keberhasilan distribusi dan penerapan alokasi pupuk subsidi untuk kakao tersebut, sangatlah diharapkan dukungan yang lebih besar dari semua pihak di tahun 2020, sehingga di tahun-tahun selanjutnya wilayah penjangkauannya bisa lebih besar hingga mencapai semua wilayah sentra pengembangan sektor kakao berkelanjutan yang tersebar dari Pulau Sumatera hingga Pulau Papua,” ujar Wahyu Wibowo, Direktur Eksekutif Cocoa Sustainability Partnership. (CSP/AH)
LAPORAN MENJADI ANGGOTA