
Mondelēz International dan Olam Food Ingredients Mengumumkan Kemitraan Pembangunan Perkebunan Kakao Berkelanjutan Terbesar di Dunia
Chicago dan London, 21 April 2021—Mondelēz International, Inc. (Nasdaq: MDLZ) adalah pemimpin global untuk makanan ringan, dan Olam Food Ingredients (OFI) adalah perusahaan penyuplai biji dan bahan baku kakao, mengumumkan sebuah kolaborasi baru di Indonesia guna membangun satu-satunya kebun kakao komersial yang berkelanjutan di dunia. Model yang dibangun ini menggunakan pengalaman Mondelēz International dengan program pemerolehan bahan baku yang berkelanjutan yang disebut Cocoa Life, dan ambisi OFI terhadap kakao berkelanjutan dengan program Cocoa Compass, guna menguji sebuah pendekatan perluasan untuk membangun sebuah perkebunan kakao komersial di masa mendatang.
Proyek ini akan menerapkan teknologi pengetahuan iklim cerdas terapan dan tanaman--yang jarang digunakan untuk menumbuhkan tanaman kakao untuk skala seperti ini--sebagai inovasi yang akan diaplikasikan pada perkebunan kakao seluas 2.000 hektar di Seram, pulau terbesar di Maluku, Indonesia. Model ini juga akan menguji kerangka kerja terperinci yang dimodernisasi dan profesional yang digunakan pada sistem perkebunan kakao terbaik, penggunaan lahan yang optimal dan perencanaan komunitas perkebunan yang akan dieksplorasi lebih lanjut sebagai model yang memungkinkan untuk direplikasi di wilayah lainnya.
Tingkat permintaan kakao dewasa ini berkembang pesat di Asia, sehingga wilayah ini bisa dikatakan sebagai wilayah konsumsi bahan baku kakao terbesar kedua di dunia. Indonesia sendiri adalah negara produsen kakao yang penting di wilayah ini, namun petani kakao berhadapan dengan tantangan peningkatan suhu, hasil panen yang menurun, dan penyakit tanaman. Dengan kombinasi keahlian dalam hal penelitian dan pengembangan tanaman kakao, tata kelola kebun yang berkelanjutan, dan praktik pertanian yang baik, Mondelēz International dan OFI akan berusaha mengatasi persoalan yang dihadapi dengan meningkatkan penghidupan petani kakao binaan, memampukan masyarakat, dan merestorasi produktivitas lingkungan yang dulunya adalah lansekap penggundulan hutan.
Kemitraan ini diarahkan untuk (1). menciptakan sekitar 700 mata pencaharian bagi warga setempat yang memiliki sumber pendapatan yang terbatas akibat wilayah yang terisolasi. Sebagian besar lapangan pekerjaan ini akan ditujukan bagi kaum perempuan; (2). sekitar 2.000 hektar lahan yang dulunya telah mengalami penebangan hutan akan ditanami kakao, tanaman pelindung, dan tanaman hutan dan buah untuk mempromosikan keberagaman hayati dan wilayah penyerapan karbon. Lebih dari 1.080 hektar telah ditanami dari total wilayah perkebunan seluas 3.380 hektar; (3). 47 hektar telah diidentifikasi sebagai wilayah hutan dengan nilai konservasi yang tinggi dan diberikan perlindungan secara penuh sebagai habitat penting bagi flora dan fauna; (4). kebun perbenihan yang bisa menumbuhkan sekitar satu juta benih kakao dengan hasil tinggi setiap tahunnya; (5). penyediaan akses ke layanan kesehatan dan pendidikan bagi seluruh pekerja dan keluarganya, demikian juga dengan perumahan, listrik, air bersih, dan fasilitas pengasuhan anak bagi 2000 keluarga yang tinggal di dalam lokasi ini.
Quentin Roach, SVP Supply Chain & Chief Procurement Officer, Mondelēz International, mengatakan bahwa sebagai salah satu pembuat cokelat yang terkemuka di dunia, Mondelēz International sedang dalam upaya terbaiknya untuk menghasilkan kakao dengan benar dan untuk menjamin sebuah masa depan yang berkelanjutan atas salah satu bahan baku utama bisnis perusahaan ini. "Dengan pengalaman penerapan selama sembilan tahun dengan pengaruh yang bisa diukur dalam melihat peningkatan penghidupan petani kakao dan pengurangan pengaruh perkebunan kakao terhadap lingkungan melalui program pemerolehan bahan baku yang berkelanjutan, Cocoa Life, kami sangat senang untuk meningkatkan kecakapan yang kami miliki dalam sebuah pendekatan kolaboratif guna memeroleh bahan baku yang berkelanjutan dengan sebuah solusi yang dirancang sesuai dengan kondisi geografis wilayah," kata Quentin Roach.
Ditambahan juga dengan menciptakan kesempatan untuk berinovasi, melalui kemitraan yang dibangun bersama pemasok, dan mengeksplorasi kemampuan untuk meningkatkan pendekatan yang menitik beratkan pendekatan yang memiliki hasil panen tinggi, berpengaruh positif terhadap hutan, dan pemerolehan pendapatan pada satu-satunya perkebunan kakao komersial terbesar di jenis perkebunan seperti ini bisa menarik dan sebagai langkah penting ke depan dalam perjalanannya untuk memimpin masa depan pasokan kakao yang berkelanjutan dan berdaya tahan. Inisiatif ini sejalan dengan program Cocoa Life Mondelēz International di Indonesia dan pusat penelitian dan pengembangan pengetahuan tanaman kakao di Pasuruan, yang dibangun untuk mendukung praktik-praktik perkebunan kakao yang berkelanjutan dan menghasilkan perubahan positif bagi petani dan masyarakatnya di wilayah tersebut.
Gerard A. Manley, CEO OFI Cocoa Business, juga memberikan pandangannya bahwa apa yang diupayakan saat ini akan menjadi titik penting masa depan kakao di Indonesia. "Kami ingin menyampaikan penghargaan kepada pemerintah daerah dan pusat di Indonesia atas dukungan yang diberikan. Sejak dimulainya program keberlanjutan pertama kami lebih dari 16 tahun yang lalu, kami berkomitmen untuk mendukung petani kakao Indonesia dan juga berupaya untuk melindungi lingkungan," ujar Gerard A. Manley.
Ia juga mengatakan bahwa komitmen tersebut ditegaskan kembali pada saat proses akuisasi BT Cocoa sebagai perusahaan pengolahan kakao terbesar di Indonesia pada tahun 2019, sebagai upaya menghubungkan secara utuh rantai pasok dari biji kakao menjadi bahan baku kakao. Sekarang ini, OFI menggabungkan keahlian dan pengetahuan mereka dengan Mondelēz International, pemimpin dan ikon merek cokelat dan makanan ringan terkemuka di dunia. Sebagaimana halnya dengan pencapaian tujuan keberlanjutan di tahun 2020, OFI meyakini bahwa kemitraan ini adalah sebuah langkah penting dalam ambisi Cocoa Compass untuk memberikan pengaruh positif pada masa depan kakao. (OFI INDONESIA)