Sensitisasi Produk Layanan Keuangan BRI Bagi Pekebun Kakao di Sulawesi Tengah Bersama GIZ AgriCRF, Edufarmers, JBCocoa, MARS, OFI dan BRI Sulawesi Tengah
Sulawesi Tengah - Proyek "Pembiayaan Risiko Iklim Inovatif untuk Sektor Pertanian di Kawasan ASEAN" (AgriCRF) diinisiasi dengan tujuan untuk meningkatkan akses petani terhadap keuangan risiko iklim yang meningkatkan ketahanan dan responsif gender. Di Indonesia, proyek ini berfokus pada rantai pasok kakao di Sulawesi Tengah. Dalam pelaksanaan Proyek AgriCRF yang sejalan dengan kegiatan Proyek GIZ SASCI+ dan tergabung dalam Kemitraan Pengembangan Terpadu dengan Mitra Swasta (iDPP) di Sulawesi Tengah—yang memberikan pendampingan teknis kepada sekitar 9.000 pekebun kakao melalui kerja sama dengan tiga perusahaan, yaitu JBCocoa, OFI, dan Mars —proyek ini memfasilitasi kegiatan untuk mengakses produk pembiayaan risiko iklim.
Salah satu aktivitas utama dari Proyek GIZ AgriCRF kegiatan pelatihan pendidikan tentang manajemen keuangan terkait risiko iklim yang responsif gender bagi 66 pelatih yang berasal dari para staf lapang mitra, PPL, staf NGO lokal, tokoh petani dan petani muda, dan pelatihan bagi 5.003 pekebun kakao, yang dilaksanakan oleh Edufarmers sebagai mitra pelaksana AgriCRF, yang juga melaksanakan pelatihan sensitasi untuk jasa keuangan kepada petani kakao. Salah satu poin utama dari pelatihan adalah pentingnya pekebun meningkatkan investasi ke kebun kakao agar kebun dapat beradaptasi dengan perubahan iklim secara berkelanjutan.
Untuk mendukung pekebun kakao berinvestasi ke kebun kakao, Edufarmers selaku pelaksana Proyek GIZ AgriCRF menyelenggarakan kegiatan sensitisasi produk layanan keuangan formal, sekaligus memfasilitasi akses pembiayaan usaha pertanian kakao bagi pekebun. Kegiatan menyasar para pekebun kakao dampingan para mitra JBCocoa, MARS dan OFI yang telah mengikuti pelatihan pengelolaan keuangan dan meneruskan praktik pencatatan keuangan rumah tangga dan mereka yang berencana melakukan peremajaan kebunnya atau meningkatkan usaha pembibitan kakao dan usaha terkait lainnya.
Menggandeng BRI Sulawesi Tengah, yang diteruskan kepada BRI Kantor Cabang Palu dan BRI Cabang Poso, kegiatan sensitisasi produk layanan keuangan formal dari BRI bagi pekebun kakao tersebut diadakan di lima lokasi pekebun kakao, yaitu Poso Pendolo dampingan MARS (13.11.2025), Poso Tentena dampingan JBCocoa (17.11.2025), Kota Poso dampingan JBCocoa (19.11.2025), Sigi Palolo dampingan JBCocoa (20.11.2025), dan Sigi Kulawi Selatan dampingan OFI (24.11.2025). Inisiasi kerjasama dengan BRI bermula dengan telah adanya kerjasama antara BRI dengan salah satu mitra proyek yaitu JBCocoa, sehingga juga terbuka bagi para mitra lainnya seperti MARS dan OFI untuk petani dampingannya juga dapat memperoleh informasi terkait produk layanan keuangan formal dari BRI bagi peningkatan produktivitas di kebun kakao mereka.
Dalam kegiatan sensitisasi tersebut, pihak BRI secara terpisah diwakili oleh para Manager Bisnis Mikro, baik Cabang Poso) dan Cabang Palu bersama para pimpinan unit di setiap lokasi kegiatan. Dalam sesi penjelasan dari pihak BRI yang menyampaikan penjelasan produk KUR pertanian yang memadai juga bagi pekebun kakao. ”Saat ini memang belum ada produk keuangan kredit khusus bagi pekebunan kakao, namun melalui KUR pertanian secara umum yang juga dapat diakses untuk para pekebun kakao dalam menunjang produktivitas kebun kakaonya, jelas Pak Munir, Manager Bisnis Micro BRI Cabang Palu.
Produk KUR BRI sebetulnya sudah dikenal luas termasuk oleh para pekebun kakao. Seperti dalam sesi diskusi tanya jawab beberapa dari pekebun kakao menyampaikan bahwa pernah mengakses KUR dan menyampaikan kondisi terkait kredit mereka yang masih berjalan dan menanyakan untuk kemungkinan bisa kembali mengajukan kredit. Bahkan tak sedikit peserta yang juga bercerita masalah menunggak karena ada kondisi bencana di 2018, tetapi belakangan sudah berhasil dilunasi, dan menanyakan terkait status SLIK mereka supaya bisa mengakses KUR kembali untuk dapat menunjang kegiatan produktivitas kebun kakao mereka. ”Saya sangat senang adanya kegiatan ini bisa menyampaikan langsung ke pihak BRI untuk peluang saya pengajuan kredit terkait usaha saya sebagai pekebun kakao”, ungkap Pak Muhlis, pekebun kakao dari Palolo, Sigi yang juga mulai dalam usaha pembibitan.
(M. Nursholiqin/GIZ AgriCRF Advisor/2025)