Peningkatan Produktivitas Kakao melalui Peremajaan Tanaman, Pendampingan Petani, dan Akses terhadap Agri-input

Peningkatan Produktivitas Kakao melalui Peremajaan Tanaman, Pendampingan Petani, dan Akses terhadap Agri-input

Jakarta, 06 Mei 2021—Upaya peningkatan kesejahteraan petani kakao rakyat melalui peningkatan produktivitas tanaman adalah tugas bersama antar pemangku kepentingan di sektor ini. Demikian pula halnya dengan peran aktif sektor swasta sangat dibutuhkan untuk memujudkan tujuan tersebut. Kolaborasi antara pemerintah dan sektor swasta pun menjadi salah satu upaya terpadu yang bisa dilaksanakan.

Pada saat pelaksanaan Rapat Umum Anggota Cocoa Sustainability Partnership tanggal 27 April silam, Heru Tri Widarto selaku Direktur Tanaman Tahunan dan Penyegar, Ditjen Perkebunan, Kementerian Pertanian menyampaikan bahwa peran kerja sama sektor swasta untuk menyukseskan program pemerintah secara nasional sangatlah dibutuhkan. "Dalam tahun anggaran 2021, pemerintah akan melakukan penanaman ulang kakao seluas 2.925 hektar di 19 kabupaten di sentra-sentra pengembangan kakao secara nasional. Kebutuhan benih yang berkualitas pun akan dibutuhkan dalam jumlah banyak. Pola kerja sama yang bisa diupayakan bersama pemerintah dan CSP adalah bagaimana memperluas wilayah jangkauan dan pemenuhan jumlah kebutuhan benih," Ungkap Direktur Tanaman Tahunan dan Penyegar.

Menyikapi hal tersebut, pada Kamis, 06 Mei 2021, Jeffrey Haribowo, Corporate Affairs Director, Mars Incorporated, dan Wahyu Wibowo, Direktur Eksekutif CSP, diterima oleh Direktur Tanaman Tahunan dan Penyegar, Ditjen Perkebunan, Kementerian Pertanian, Heru Tri Widarto, yang didampingi oleh Endy Pranoto. Pertemuan tersebut adalah menindak lanjuti arahan Direktur Jenderal Perkebunan, Kasdi Subagyono, untuk segera melakukan upaya bersama dalam peningkatan produktivitas kakao secara nasional.

Dalam kesempatan ini, Wahyu Wibowo menyampaikan bahwa saat ini CSP bersama BALITTRI sedang melakukan tahapan pengujian dan penelitian terhadap 5 (lima) klon kakao yang akan diusulkan sebagai bahan tanam batang bawah bersertifikat. "Secara total, ada sekitar 544 pengelola kebun nursery yang dikelola oleh anggota CSP dengan potensi sekitar 25,2 juta per tahun. Dan untuk memperoleh bahan tanam yang berkualitas, potensi ini bisa dimanfaatkan bersama melalui skema subsidi atau berbagi anggaran," kata Direktur Eksekutif CSP.

Kementerian Pertanian pun menyambut baik inisiatif ini dan kemudian akan melihat perencanaannnya dalam melibatkan pengelola kebun bahan tanam tersebut sebagai penyedia benih. Anggota CSP pun juga akan tetap melakukan pendampingan berkelanjutan kepada petani ketika melakukan peremejaan tanaman.

"Anggota CSP yang sebagian besar adalah perusahaan pengumpul dan pengolah kakao, seharusnya juga membangun kebun induk untuk mendukung kebutuhan benih petani kakao. Dan ini adalah bentuk peran serta yang bisa dilakukan oleh sektor swasta untuk menyukseskan Program Logistik Benih," demikian Direktur Tanaman Tahunan dan Penyegar, Heru Tri Widarto.

Pihak Direktorat Tanaman Tahunan dan Penyegar juga menyampaikan keinginannya untuk melakukan kunjungan ke beberapa fasilitas pengembangan dan penelitian kakao di beberapa tempat di Indonesia yang dikelola oleh anggota CSP. Dalam kunjungan itu nantinya, juga akan diselipkan pertemuan dan diskusi mendalam antar pemangku kepentingan tentang proses pengadaan, bimbingan teknis, dan penerapan di lapangan nantinya dalam upaya pemenuhan kebutuhan benih petani kakao. (CSP/AH)

LAPORAN MENJADI ANGGOTA