Pembayaran Digital yang Bertanggung Jawab Bisa Memberi Nilai Tambah Bagi Petani Kakao Rakyat di Indonesia

Pembayaran Digital yang Bertanggung Jawab Bisa Memberi Nilai Tambah Bagi Petani Kakao Rakyat di Indonesia

Jakarta, 28 Juli 2021–Cocoa Sustainability Partnership, Partnership for Indonesia's Sustainable Agriculture, dan Better Than Cash Alliance menyelenggarakan sebuah diskusi terbatas yang berfokus pada manfaat sistem pembayaran digital bagi petani kakao di Indonesia. Diskusi daring diikuti oleh sekitar 80 organisasi pemangku kepentingan, termasuk perwakilan beberapa perusahaan pembelian biji kakao dan industri produsen makanan dan minuman cokelat terkemuka, dan mitra pelaksana lainnya, seperti Barry Callebaut, Cargill, Mars, Koltiva, dan Mercy Corps; institusi penyedia layanan keuangan seperti Bank Rakyat Indonesia, BRIAgroniaga, dan GrabKiosk; demikian halnya juga perwakilan Pemerintah Indonesia.


Sebagian besar masyarakat Indonesia yang hidup di daerah perdesaan belum memperoleh layanan keuangan yang memadai. Kelompok masyarakat tersebut termasuk di dalamnya adalah sekitar 2,19 juta rumah tangga petani kakao, dan juga sekitar 21.000 pekerja di sektor pertanian yang menghadapi tantangan yang berhubungan dengan konektivitas digital, akses terhadap infrastruktur layanan keuangan, dan kurangnya kepercayaan dalam penggunaan platform digital. Memastikan bahwa sistem pembayaran digital ini memang memberikan manfaat bagi masyarakat Indonesia adalah hal krusial dalam upaya pencapaian target 90% inklusi keuangan di Indonesia secara nasional di tahun 2024.


“Pemerintah memiliki Strategi Nasional Perekonomian Digital, dan selama masa pandemi Covid-19 ini telah menegaskan bahwa hal tersebut harus segera dipercepat transformasinya. Indonesia sendiri mendukung program-program pembayaran digital yang meningkatkan inklusifitas sistem keuangan, dan menciptakan ekuitas perekonomian. Jika petani didukung dalam membangun kepercayaan dan kenyamanan dalam penggunaan sistem pembayaran digital, maka mereka akan bisa memperoleh manfaat dari perekonomian digital yang sedang berkembang ini,” ungkap Dr. Musdhalifah Machmud, Deputi Bidang Pangan dan Agribisnis, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian.


Menanggapi tantangan tersebut, diskusi terbatas yang diselenggarakan ini berfokus pada dua hal utama. Pertama adalah mendiskusikan bagaimana pembayaran digital ini bisa memberikan nilai tambah bagi petani rakyat dengan meningkatkan akses mereka terhadap produk-produk keuangan formal yang ada; dan upaya peningkatan produktivitas dan keberlanjutan sektor kakao. Kedua, kegiatan ini difokuskan pada beberapa tantangan utama dalam penerimaan sistem pembayaran digital, khususnya di daerah-daerah terpencil di Sulawesi, wilayah yang menyumbang lebih dari 70% produksi kakao Indonesia.


“Perekonomian digital di Indonesia telah memperlihatkan pertumbuhan yang signifikan. Sistem pembayaran digital yang bertanggung jawab bisa membantu para petani kakao yang berperan serta dalam sektor ini dalam memperoleh manfaat dari pertumbuhan itu sendiri. Dengan mendukung peningkatan produktivitas dan upaya memperbaiki taraf hidup petani, sistem pembayaran digital ini akan memberikan dukungan terhadap komitmen Pemerintah Indonesia terhadap Sustainable Development Goals (SDG) dan mempromosikan pertumbuhan yang inklusif,” Isvary Sivalingam, Direktur Asia Tenggara, Better Than Cash Alliance.


Diskusi terbatas ini menghasilkan beberapa kesimpulan penting dan komitmen bersama dari para peserta terhadap sistem pembayaran digital yang bertanggung jawab.

  1. Pemerintah Indonesia telah berkomitmen untuk mewujudkan digitalisasi melalui Percepatan Akses Keuangan Daerah (PAKD), dan Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (P2DD). Inisiatif tersebut juga bisa didayagunakan dengan berfokus pada tantangan-tantangan teknis khusus di wilayah-wilayah pengembangan tanaman kakao.
  2. Menciptakan nilai tambah bagi sektor kakao dan petani kakao rakyat yang membutuhkan pengembangan paket produk keuangan khusus yang disesuaikan dengan kebutuhan mereka. Kepercayaan dan rasa keamanan dalam penggunaan platform ditumbuhkan dengan mendukung peningkatan kapasitas dan akses petani terhadap sumber daya yang tidak terbatas juga menjadi hal penting dalam perwujudan digitalisasi yang bertanggung jawab di sektor ini.
  3. Kelompok perempuan dalam sektor kakao dan rumah tangga pertanian lainnya adalah aktor utama yang bisa memainkan peran penting dalam proses pengalihan sistem pembayaran tunai yang dominan di sektor ini ke sistem pembayaran digital.
  4. Keseluruhan aktor bersepakat tentang diperlukannya aksi bersama para pemangku kepentingan dan berkomitmen untuk meningkatkan kemitraan bersama pemerintah, perusahaan kakao dan cokelat, institusi penyedia jasa keuangan, dan organisasi mitra pelaksana untuk meningkatkan nilai tambah bagi petani kakao rakyat dan membangun sebuah model usaha berkelanjutan yang bisa memberikan manfaat.

“Sebagaimana catatan perjalanan digitalisasi di negara ini, kerja sama dan komunikasi adalah hal penting untuk pencapaian keberhasilan. Semakin banyak upaya kolaborasi yang dikembangkan antar pemangku kepentingan yang didasari oleh proses perubahan ke sistem pembayaran digital, maka semakin inklusif pula inisiatif-inisiatif yang ada. Dan penerapannya pun akan lebih cepat dalam mendukung penciptaan “Kondisi Lingkungan yang Memampukan” sebagaimana yang dicantumkan dalam Peta Jalan CSP Tahun 2020. Upaya ini pula akan memampukan petani kakao kita untuk menjadi petani yang professional,” ujar Wahyu Wibowo, Direktur Eksekutif Cocoa Sustainability Partnership. 


“Transaksi digital telah berkembang menjadi sesuatu yang penting dan tidak bisa dielakkan, khususnya selama pandemi Covid-19 ini. Pada saat yang sama, sebagian besar petani Indonesia yang hidup dalam masyarakat pedesaan masih bergelut dengan konektivitas digital, yang disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan dan kepercayaan. Kami berkomitmen untuk mendukung sistem ketahanan pangan nasional melalui pertanian yang berkelanjutan, dan bekerja di sisi rantai pasok guna membantu petani rakyat dalam penggunaan teknologi digital. Penghidupan petani dan produktivitas bisa ditingkatkan dengan cara penerapan sistem pembayaran digital ini,” kata Insan Syafaat, Direktur Eksekutif Partnership for Indonesia’s Sustainable Agriculture (PISAgro).

 

Sebagai rencana tindak lanjut dari beragam kesimpulan dan komitmen dalam kegiatan diskusi terbatas ini, Better than Cash Alliance akan melaksanakan penelitian dan kajian yang berfokus pada identifikasi upaya-upaya penting dalam penanganan tantangan di sisi permintaan dan pasokan. Hal ini ditujukan untuk mendukung proses pengalihan ke sistem pembayaran digital yang bertanggung jawab di sektor kakao di Sulawesi. (CSP-PISAgro-BTCA)

LAPORAN MENJADI ANGGOTA