Rapat General Assembly, April 2016

Rapat General Assembly, April 2016

Rapat Majelis Umum kali ini sangat berbeda. Hanya karena pertemuan tersebut merupakan kegiatan pertama bagi para pemangku kepentingan di sektor kakao yang diselenggarakan dalam Cocoa Sustainability Partnership pada tahun 2016, ini juga merupakan tonggak implementasi Program Kolaborasi antara Direktorat Jenderal Perkebunan Negara, Kementerian Pertanian Republik Indonesia. Indonesia dan Cocoa Sustainability Partnership (CSP) dalam upaya bersama untuk mengatasi masalah dalam pengembangan kakao berkelanjutan di Indonesia. Penandatanganan seremonial program kolaboratif ini dihadiri oleh Bapak Dr. Ir. Dwi Praptomo, M.Sc., sebagai Direktur Tanaman Abadi dan Refreshment, Direktorat Jenderal Tanaman Negara, Kementerian Pertanian Republik Indonesia dan Ibu Rini Indrayanti sebagai Direktur Eksekutif Kemitraan Keberlanjutan Kakao, dan program ini dinamakan Cocoa Economic Cluster Kemitraan, CEPAT, dengan berfokus pada pembentukan sinergi yang lebih baik dan kolaborasi para pemangku kepentingan yang terlibat dalam pengembangan sektor kakao di Indonesia yang akan mengarah pada lingkungan sektor yang lebih baik, dan untuk mempercepat pencapaian target produksi dan produktivitas kakao dengan memperhatikan keberlanjutan faktor.

Output yang diharapkan, selanjutnya, dari kolaborasi ini adalah 1) Model kolaborasi multi pemangku kepentingan yang tersedia yang dapat diukur ke wilayah lain di negara ini; (2) Model yang tersedia pada mekanisme penyebaran pupuk dan bahan tanam untuk petani berdasarkan prinsip-prinsip pupuk pertanian siap pakai; dan, (3) Dokumentasi pembelajaran dan praktik terbaik tentang Kemitraan Ekonomi Kakao berkelanjutan-CEPAT tersedia bagi para pemangku kepentingan kakao. Sesuai fungsinya, Program Kolaborasi ini akan dilaksanakan di bawah payung Permentan No. 50/2012 tentang Pengembangan Area Pertanian dan Permentan No. 46/2014 tentang Pembentukan Area Tanaman Negara yang akan mencakup kegiatan berikut, seperti Good Agriculture Praktek, Pengembangan Organisasi Petani, Akses ke Pasar, Layanan Penyuluhan Terpadu (Sektor Swasta PPL & FF), Manajemen Pasca Panen, dan Keterlibatan Pemuda.

Mengenai bahwa ruang lingkup dan penjangkauan Program Kolaboratif Kakao Economic Cluster Partnership (CEPAT) dianggap luas, program kerjasama ini akan difokuskan pada tiga bidang utama yang diidentifikasi sebagai faktor utama dalam memastikan peningkatan produksi dan produktivitas, yaitu (1) ) Pupuk dan nutrisi tanah; (2) Akses ke bahan tanam; dan, (3) Penyuluhan dan pemberdayaan petani.

Dalam Rapat Majelis Umum ini, VECO Indonesia, sebagaimana diwakili oleh Bpk. Peter Sprang, menyajikan metode pengumpulan data yang dikelola dan diimplementasikan bersama dengan SenseMaker. Metode ini diterapkan dengan merangkum cerita petani sebagai responden dari masalah yang mereka hadapi dalam meningkatkan produksi dan produktivitas kakao di daerah mereka dan akan dianalisis untuk melihat kecenderungan masalah inti dan pengalaman petani. Sistem pengumpulan data berbasis aplikasi ini baru-baru ini diterapkan di wilayah Polewali Mandar, Sulawesi Barat, oleh Veco Indonesia dengan organisasi mitra masing-masing.

LAPORAN MENJADI ANGGOTA