Rainforest Alliance Melarang Penggunaan Parakuat dalam Pengendalian Gulma

Rainforest Alliance Melarang Penggunaan Parakuat dalam Pengendalian Gulma

Jakarta, 13 April 2023 – Sampai saat ini, penggunaan pestisida dengan bahan aktif yang berbahaya bagi lingkungan masih menjadi isu mengkhawatirkan. Hal ini dibuktikan dengan masih ditemukannya penggunaan bahan aktif parakuat pada sektor kakao di Indonesia.

Parakuat merupakan bahan aktif herbisida non-selektif yang memiliki cara kerja merusak membran sel tanaman gulma, sehingga klorofil yang diperlukan untuk fotosintesis terganggu dan gulma akan mati karena kekurangan nutrisi. Walaupun memiliki tingkat efikasi yang cukup tinggi, parakuat memiliki dampak yang berbahaya bagi tanaman untuk penggunaan jangka panjang.

Pasalnya, penggunaan pestisida jenis ini dalam jangka waktu panjang dapat menghambat proses fotodegradasi. Hal ini terjadi karena bahan aktif ini sangat cepat meresap ke dalam permukaan tanah.

Selain itu, penggunaan jangka panjang pestisida berbahan aktif tersebut akan memunculkan residu dari penyemprotan pestisida parakuat yang bisa berdampak buruk bagi kesehatan manusia. Residu yang tidak sengaja terhirup oleh manusia berpotensi menyebabkan kerusakan pada organ tubuh seperti paru-paru, ginjal, dan hati.

Dampak negatif penggunaan pestisida dengan bahan aktif parakuat ini juga pernah dikeluhkan petani dengan akibat merasa mual dan sesak napas ketika tidak sengaja menghirup residu pestisida ini.

Oleh karena itu, Rainforest Alliance mengambil tindakan dengan melarang penggunaan pestisida berbahan aktif parakuat dalam penanganan gulma terpadu. Keputusan ini didukung oleh beberapa pemerintah daerah di Indonesia, khususnya Dinas Pertanian.

Bekerja sama dengan Dinas Pertanian setempat, Rainforest Alliance mengajak petani kakao untuk lebih banyak mengadopsi sistem pertanian berkelanjutan pada budi daya tanaman kakao mereka. Langkah awal dalam menerapkan sistem ini adalah dengan menerapkan penggunaan pestisida organik.

Petani mengatakan bahwa penggunaan pestisida organik lebih murah dan tidak menyebabkan kerusakan lingkungan. Selain menggunakan pestisida organik, mereka juga menggunakan metode mekanis dalam melakukan penanganan gulma terpadu seperti menggunakan mesin pemotong rumput.

Rainforest Alliance telah berkomitmen untuk menghentikan penggunaan pestisida yang berbahaya, termasuk parakuat sejak tahun 1990-an hingga sekarang. Rainforest Alliance juga berharap bahwa petani kakao di Indonesia mampu lebih banyak mengadopsi sistem pertanian berkelanjutan dalam budi daya tanaman kakao, termasuk penanganan gulma terpadu. (CSP/AV)

LAPORAN MENJADI ANGGOTA