
Upaya CSP dan IFC dalam Penyediaan Akses Pembiayaan Petani Kakao Rakyat
Jakarta, 10 Juli 2023—Petani kakao rakyat di Indonesia menghadapi beberapa tantangan dalam upaya peningkatan produktivitas kakao secara nasional. Salah satu hal yang paling dirasakan selama ini adalah tersedianya akses pembiayaan dari lembaga perbankan dan keuangan yang bisa diinvestasikan dalam pengelolalaan kebun secara berkelanjutan. Hal ini juga yang mendasari pemerintah dalam pengalokasian skema pinjaman yang tidak menambah beban perekonomian petani dalam bentuk Kredit Usaha Rakyat (KUR) melalui bank-bank milik negara. Namun tidak bisa dipungkiri bahwa distribusi dan akses KUR tersebut belum merata.
Dari data Direktorat Pembiayaan Pertanian, Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian, Kementerian Pertanian, mempelihatkan bahwa penyaluran KUR Pertanian untuk sub-sektor perkebunan di tahun anggaran 2023 hingga 30 Mei 2023 adalah sekitar Rp. 9,26 triliun dengan jumlah debitur 136.958. Jumlah tersebut termasuk di dalamnya adalah KUR untuk komoditas kakao sebesar Rp. 148,3 miliar dengan wilayah penyaluran tertinggi adalah di Provinsi Sulawesi Tengah dengan jumlah Rp. 44,8 miliar.
Namun, petani kakao rakyat di wilayah Provinsi Sulawesi Tengah mengakui bahwa sangat sulit mengakses fasilitas KUR Khusus Kakao tersebut. Beberapa kali mereka mengajukan permohonan pinjaman kredit ke bank negara, namun ditolak. Alasan yang kerap mereka terima adalah kuota pinjaman dengan fasilitas KUR sudah habis. Padahal, data dari Direktorat Pembiayaan Pertanian mengatakan bahwa hingga 30 Mei 2023, penyaluran KUR secara nasional adalah Rp. 25,1 triliun, atau hanya 25,1% dari target Rp. 100 triliun.
Dalam upaya penyediaan akses bagi petani kakao rakyat, Cocoa Sustainability Partnership (CSP) mengadakan pertemuan koordinasi dengan International Finance Corporation (IFC) di Jakarta, 10 Juli 2023. Pertemuan tersebut juga dihadari oleh Olam Food Ingredients (ofi) sebagai perwakilan anggota CSP.
“Selain membicarakan penyediaan akses dukungan keuangan bagi petani, CSP dan IFC juga mendiskusikan alternatif upaya bersama dalam mendukung petani kakao rakyat di Indonesia dalam mengakses Pupuk NPK Formula Khusus bersubsidi yang disediakan pemerintah,” kata Wahyu Wibowo, Direktur Eksekutif CSP. Pertemuan ini juga adalah langkah awal dalam upaya penyediaan bahan tanam kakao yang berkualitas bagi petani. Ketersediaan kebun induk di wilayah sentra pengembangan tanaman kakao di Indonesia akan memberikan dampak besar dalam upaya peningkatan produkvitas kakao secara nasional melalui peremajaan tanaman. (CSP/AH)