
CSP Menyampaikan Rencana Pengembangan Kakao Berkelanjutan di Indonesia ke Deputi Kemenko
Jakarta, 06 Desember 2021—Penciptaan sebuah kondisi sektor kakao Indonesia yang berkelanjutan adalah tugas bersama para pemangku kepentingan yang terlibat aktif dalam upaya tersebut. Dan Cocoa Sustainability Partnership yang menghimpun para pihak untuk mengkoordinasikan inisiatif peningkatan produktivitas dan mutu kakao secara nasional ini membangun komunikasi dan kerja sama yang saling menguntungkan para pihak yang terlibat tersebut. Tujuan utamanya adalah peningkatan kesejahteraan masyarakat petani kakao rakyat.Salah satu kegiatan yang dilakukan adalah upaya membangun koordinasi dengan institusi pemerintahan yang berperan penting di sektor kakao. Dan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian adalah salah satu mitra penting bagi CSP. Oleh karena itu, CSP bersama perwakilan dari anggotanya bertemu langsung dengan Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis, Ibu Dr. Ir. Musdhalifah Machmud, M.T., di Gedung Ali Wardhana, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, 06 Desember 2021.
Wahyu Wibowo, Direktur Eksekutif CSP, bersama dengan Fay Fay Choo dan Jeffrey Haribowo dari PT. Mars Incorporated, Chandra Panjiwibowo dari Rainforest Alliance, dan Nassat Idris dari Yayasan Inisiatif Dagang Hijau, menyampaikan beberapa hal terkait dengan perkembangan penerapan inisiatif pengembangan sektor kakao di Indonesia yang berkelanjutan.
Dalam perencanaan yang telah dibangun bersama, CSP akan menyelenggarakan Rapat Umum Anggota yang akan dilaksanakan pada tanggal 16 Desember 2021 dengan membicarakan persoalan upaya peningkatan produktivitas kakao nasional melalui pendekatan lanskap di tengah pasar global berkelanjutan. Dalam pertemuan tahunan ini, dua inisiatif dari anggota CSP juga akan diluncurkan secara resmi. Dua inisiatif tersebut adalah penyediaan asuransi berbasis kelembaban tanah bagi petani kakao rakyat dan juga sebuah aplikasi digital pelatihan budi daya kakao berkelanjutan yang dilengkapi dengan fitur augmented reality dan virtual reality.
Selain itu, CSP juga menyampaikan rencana penerapan pendekatan lanskap di sektor kakao, dan bagaimana CSP dan anggotanya dalam menyikapi kebijakan Uni Eropa yang menjadi perhatian negara-negara produsen, khususnya Indonesia. (CSP/AH)